Rhodamin B pada
Produk Makanan
Seperti kita ketahui makanan
adalah salah satu kebutuhan manusia. dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak
terlepas dari makanan. Sebagai kebutuhan dasar , makanan tersebut harus
mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya dan aman dikonsumsi karena
makanan yang tidak aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan.
Aneka produk makanan dan
minuman yang berwarna-warni tampil semakin menarik. Warna-warni pewarna membuat
aneka produk makanan mampu mengundang selera. Meski begitu, konsumen harus
berhati-hati. Pasalnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kerap menemukan
produk makanan yang menggunakan pewarna tekstil.
Bahan pewarna yang
sering digunakan dalam makanan olahan terdiri dari pewarna sintetis (buatan)
dan pewarna natural (alami). Pewarna sintetis terbuat dari bahan-bahan kimia,
seperti tartrazin untuk warna kuning atau allura red untuk warna merah.
Kadang-kadang pengusaha
yang nakal menggunakan pewarna bukan makanan (non food grade) untuk memberikan
warna pada makanan. Demi mengeruk keuntungan, mereka menggunakan pewarna
tekstil untuk makanan. Ada yang menggunakan Rhodamin B pewarna tekstil untuk
mewarnai terasi, kerupuk dan minuman sirup. Padahal, penggunaan pewarna jenis
itu dilarang keras, karena bisa menimbulkan kanker dan penyakit-penyakit lainnya.
Pewarna sintetis yang boleh digunakan untuk makanan (food grade) pun harus
dibatasi penggunaannya. Karena pada dasarnya, setiap benda sintetis yang masuk
ke dalam tubuh akan menimbulkan efek.
Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintetis
yang biasa digunakan pada industri tekstil dan kertas . Zat ini ditetapkan
sebagai zat yang dilarang penggunaannya pada makanan melalui Menteri Kesehatan
(Permenkes) No.239/Menkes/Per/V/85. Namun penggunaan Rhodamine dalam makanan
masih terdapat di lapangan. Contohnya, BPOM di Makassar berhasil menemukan zat
Rhodamine-B pada kerupuk, sambak botol, dan sirup melalui pemeriksaan pada
sejumlah sampel makanan dan minuman. Rhodamin B ini juga adalah bahan kimia
yang digunakan sebagai bahan pewarna dasar dalam tekstil dan kertas. Pada
awalnya zat ini digunakan untuk kegiatan histologi dan sekarang berkembang
untuk berbagai keperluan yang berhubungan dengan sifatnya dapat berfluorensi
dalam sinar matahari.
Rumus Molekul dari
Rhodamin B adalah C28H31N2O3Cl
dengan berat molekul sebesar 479.000. Zat yang sangat dilarang penggunaannya
dalam makanan ini berbentuk kristal hijau atau serbuk ungu-kemerah – merahan,
sangat larut dalam air yang akan menghasilkan warna merah kebiru-biruan dan
berfluorensi kuat. Rhodamin B juga merupakan zat yang larut dalam alkohol, HCl,
dan NaOH, selain dalam air. Di dalam laboratorium, zat tersebut digunakan
sebagai pereaksi untuk identifikasi Pb, Bi, Co, Au, Mg, dan Th dan titik
leburnya pada suhu 165?C.
Dalam analisis
dengan metode destruksi dan metode spektrofometri, didapat informasi bahwa
sifat racun yang terdapat dalam Rhodamine B tidak hanya saja disebabkan oleh
senyawa organiknya saja tetapi juga oleh senyawa anorganik yang terdapat dalam
Rhodamin B itu sendiri, bahkan jika Rhodamin B terkontaminasi oleh senyawa
anorganik lain seperti timbaledan arsen ( Subandi ,1999). Dengan
terkontaminasinya Rhodamin B dengan kedua unsur tersebut, menjadikan pewarna
ini berbahaya jika digunakan dalam makanan.
Di dalam Rhodamin B
sendiri terdapat ikatan dengan klorin ( Cl ) yang dimana senyawa klorin ini
merupakan senyawa anorganik yang reaktif dan juga berbahaya. Rekasi untuk
mengikat ion klorin disebut sebagai sintesis zat warna. Disini dapat digunakan
Reaksi Frield- Crafts untuk mensintesis zat warna seperti triarilmetana dan
xentana. Rekasi antara ftalat anhidrida dengan resorsinol dengan keberadaan
seng klorida menghasilkan fluoresein. Apabila resorsinol diganti dengan
N-N-dietilaminofenol, reaksi ini akan menghasilkan rhodamin B.
Selain terdapat ikatan Rhodamin B dengan Klorin terdapat juga ikatan
konjugasi. Ikatan konjugasi dari Rhodamin B inilah yang menyebabkan Rhodamin B
bewarna merah. Ditemukannya bahaya yang sama antara Rhodamin B dan Klorin
membuat adanya kesimpulan bahwa atom Klorin yang ada pada Rhodamin B yang
menyebabkan terjadinya efek toksik bila masuk ke dalam tubuh manusia. Atom
Cl yang ada sendiri adalah termasuk dalam halogen, dan sifat halogen yang
berada dalam senyawa organik akan menyebabkan toksik dan karsinogen.
Beberapa
sifat berbahaya dari Rhodamin B seperti menyebabkan iritasi bila terkena mata,
menyebabkan kulit iritasi dan kemerahan bila terkena kulit hampir mirip dengan
sifat dari Klorin yang seperti disebutkan di atas berikatan dalam struktur
Rhodamin B. Penyebab lain senyawa ini begitu berbahaya jika dikonsumsi adalah
senyawa tersebut adalah senyawa yang radikal. Senyawa radikal adalah senyawa
yang tidak stabil. Dalam struktur Rhodamin kita ketahui mengandung klorin
(senyawa halogen), sifat halogen adalah mudah bereaksi atau memiliki
reaktivitas yang tinggi maka dengan demikian senyawa tersebut karena merupakan
senyawa yang radikal akan berusaha mencapai kestabilan dalam tubuh dengan
berikatan dengan senyawa-senyawa dalam tubuh kita sehingga pada akhirnya akan
memicu kanker pada manusia.
Klorin sendiri pada suhu ruang berbentuk sebagai gas. Sifat dasar klorin
sendiri adalah gas beracun yang menimbulkan iritasi sistem pernafasan. Efek
toksik klorin berasal dari kekuatan mengoksidasinya. Bila klorin dihirup pada
konsentrasi di atas 30ppm, klorin mulai bereaksi dengan air dan sel-sel yang
berubah menjadi asam klorida (HCl) dan asamhipoklorit (HClO). Ketika digunakan pada tingkat tertentu untuk
desinfeksi air, meskipun reaksi klorin dengan air sendiri tidak mewakili bahaya
utama bagi kesehatan manusia, bahan-bahan lain yang hadir dalam air dapat
menghasilkan disinfeksi produk sampingan yang dapat merusak kesehatan manusia.
Klorit yang digunakan sebagai bahan disinfektan yang digunakan dalam kolam
renang pun berbahaya, jika terkena akan mennyebabkan iritasi pada mata dan
kulit manusia.
Ciri makanan yang mengandung Rhodamin B:
1. Warna kelihatan cerah (berwarna-warni), sehingga tampak menarik.
2. Ada sedikit rasa pahit (terutama pada sirop atau limun).
3. Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah mengonsumsinya.
4. Baunya tidak alami sesuai makanannya.
5. Harganya Murah .