Selasa, 13 November 2012

Artikel kimia 2

Analisis Rhodamin B Pada Kerupuk malarat dengan cara Spektrofotometri



  • Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Rhodamin B
  1. Larutan baku Rhodamin B yang m konsentrasi 2,4 ppm ditentukan panjang gelombang maksimumnya menggunakan alat spektrofotometer dengan parameter range panjang gelombang daerah UV yaitu antara 200 nm sampai dengan 400 nm. Dengan program yang ada pada alat tersebut maka spektrum panjang gelombang maksimum dapat di scan sedemikian rupa dan menghasilkan output spektrum panjang gelombang. 
  2. Panjang gelombang maksimum yang di dapat diseting untuk pengkuran larutan kurva kalibrasi dan larutan sampel.
  • Pembuatan larutan baku Rhodamin B
  1. Larutan baku Rhodamin B dibuat dengan melarutkan 100 mg rhodamin baku dalam 100 ml pelarut  HCl 0,1 N. Larutan induk ini mempunyai konsentrasi 1000 μg/ml.
  2. Pipet 10 ml larutan induk 1000 μg/ml dan masukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan diadd sampai tambah batas dengan HCl 0,1N (konsentrasi 100 μg/ml)
  3. Setelah itu dibuat seri larutan baku dengan konsentrasi konsentrasi masing-masing 0,4 μg/ml; 0,8 μg/ml; 1,6 μg/ml; dan 2,4 μg/ml. Sebagai pelarut digunakan larutan HCl 0,1 N. 
  4. Masing-masing larutan diukur secara spektrofotometri cahaya tampak pada panjang gelombang 557,5 nm.
  • Penetapan kadar sampel 
  1. Timbang 5,00 gram sampel kerupuk melarat, masukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml yang bertutup asah dan masing-masing wadah diberi label.
  2. Sampel ditambahkan 100 mL larutan ammonia 2% dalam etanol 70% dan didiamkan semalam hingga semua pewarna larut. Larutan berwarna disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman ke dalam erlenmeyer. 
  3.  Hasil penyaringan tersebut dipindahkan ke gelas ukur dan diuapkan di atas hot plate selama 4 jam pada suhu 65°C. Sampel yang menjadi pekat selama proses penguapan, dilarutkan dengan 30 mL akuades sambil diaduk dengan batang pengaduk. 
  4.  Larutan dimasukkan ke dalam corong pisah 250 mL, tambahkan 6 ml larutan natrium hidroksida 10% dan dikocok.
  5. Larutan diekstraksi dengan 30 ml dietil eter, dikocok dan didiamkan hingga larutan membentuk 2 lapisan yaitu lapisan eter jernih (atas) dan lapisan air berwarna merah (bawah). 
  6. Lapisan air dibuang melalui kran corong pisah sehingga hanya terdapat lapisan eter yang disebut ekstrak eter. Ekstrak eter dicuci dengan larutan NaOH 0,5% sebanyak 5 ml dengan cara dikocok, diamkan. Dari pencucian tersebut maka akan terbentuk 2 lapisan lagi yaitu lapisan eter jernih (atas) dan lapisan air berwarna kecoklatan (bawah). Lapisan air bagian bawah dibuang melalui kran corong pisah sehingga hanya terdapat ekstrak eter yang diekstraksi 3 kali, tiap kali dengan 10 ml asam klorida 0,1 N hingga lapisan eter tidak berwarna lagi.
  7. Lapisan eter dibuang, ekstrak asam klorida ditampung dalam labu ukur 50 mL dan ditambahkan asam klorida 0,1 N sampai tanda batas. 
  8.  Masing-masing larutan diukur secara spektrofotometri cahaya tampak pada panjang gelombang 557,5 nm. Sedangkan untuk menghitung kadar Rhodamin B dalam sampel dihitung dengan menggunakan kurva kalibrasi dengan persamaan regresi : y = bx ± a






0 komentar:

Posting Komentar